Pages

Selasa, 27 November 2012

Palestina oh Gaza...

Tulisan ini adalah tulisan dari Media Gempita (Generasi Muslimah Prestatif n Aktif). Salah satu Organisasi Mahasiswa luar Kampus Universitas Brawijaya. visi kami adalah untuk Melanjutkan Kehidupan Islam dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
 Check it out

Indah ya hidup kita??
Di nun jauuuuh disana Sobat, bila saja saat ini kita bersama saudara-saudara kita di Gaza, sungguh pasti kita akan sangat marah pada  diri kita sendiri yang melupakan keadaan yang super duper miris. Mengapa?. Coz Miris banget, saudara-saudara kita  kembali dibombardir oleh entitas Yahudi dari berbagai penjuru darat, laut bahkan udarapun jadi. Yapz, saudara kita kini harus melihat darah ibu mereka sendiri, kawan, sahabat, dan anak-anak mereka. Bahkan  ga tanggung2 sob dalam 4 hari saja Puluhan orang syahid dan ratusan lainnya terluka. Bukankah kata Rasul qt Umat muslim itu bagaikan satu tubuh?
 Tapi, coba qt tengok ap sie yg dilakukan oleh para penguasa negeri kaum Muslimin, khususnya nie  yang memiliki kedekatan kekerabatan. Keren banget mereka sibuk menghitung syuhada’ dan korban terluka. Mereka juga berlomba menyatakan penolakan dan pengingkaran. Mereka juga udah tuh memprotes, hmm tentu saja dengan seruan yang lemah lembut, bahkan bergumam!
Inilah kisah yang terjadi sobat, sungguh aneh tapi nyata. Negeri Kaum muslimin diduduki oleh Yahudi, Lalu bagaimana dengan proses pembebasannya??. No actions.  Ckck sungguh Ironis,  terlantar di tengah 1,7 Milyar kaum muslimin di dunia. Lebih aneh lagi, ‘para petinggi dunia’ sudah berusaha membahas semua solusi, tapi perang terhadap palestina ini ga selesei. Hadewh, gimana mau selesei kalo solusi yang dibahas ajja ga  benar. Ya thoo?? (ngangguk). Seolah-olah Yahudi saat nie memiliki negara yang berdiri tegak, nah kita hanya menganggap masalahnya tentang garis batas doang antara kaum muslimin dengan Yahudi (benarkah seperti itu?). Lalu kita (kaum muslimin)  mengikat kesepakatan-kesepakatan di Camp David, Wadi Urubah, Doha atau di tempat lain, secara mengendap-endap maupun terang-terangan. Lalu kita menyerukan penghormatan terhadap hukum internasional dan agar tidak terjadi peperangan di antara negara-negara. Kemudian kita mencari mediator lokal, regional atau internasional untuknya dan kita beranggapan telah berhasil menjujung tinggi kebenaran. Tapi, benarkah seperti itu?
No problem kalo memang masalahnya demikian sob. Tapi, saat ini problemnya tidak demikian
. Yang terjadi adalah bahwa Yahudi telah mencaplok Palestina, kemudian ‘dengan polosnya’ mendirikan negara di sana dan mengusir warga Palestina dari sana. (wah enak banget tuh!!). Kemudian adakah yang bertanya dimana tuh kebebasan dan HAM yang diusung demokrasi?. Ternyata kebebasan dan HAM itu tak berlaku bagi kaum muslimin. Iyya kan?
So, what will we do?. Padahal Negara Yahudi itu tidak akan lenyap dan Palestinapun tak akan kembali kepada warganya, Kecuali tentu saja dengan pasukan kuat yang mukmin, yang memenuhi hukum Allah atas orang yang memerangi kita  dan mengusir kita dari negeri kita.
Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (TQS al-Baqarah [2]: 191)
Adakah orang yang tidak tahu solusi ini?  [Hmm,, kecuali orang yang telah Allah tutupi hati dan pendengarannya dan penglihatannya]. Adakah solusi lain untuk mengembalikan Palestina kepada warganya selain melenyapkan entitas yang mencaploknya dan mengusirnya dari tempat di mana warga Palestina diusir?
So, bukankah negeri2 mayoritas berpenduduk muslim lainnya mengelilingi Yahudi dari segala arah? Sobat, darah hanya bisa dibela dengan pasukan yang bergerak dari Sinai, Sungai Jordan, selatan Lithoni, dan Golan. Begitulah wahai kaum Muslimin, masih ingatkah kita? darah warga Palestina dahulu tuh dibela dengan tangan-tangan tentara Shalahuddin, melalui tangan-tangan azh-Zhahir Baibars. Begitulah darah warga Palestina wajib dibela dengan tentara kaum Muslimin yang semangatnya membara untuk memerangi entitas Yahudi. Yap, Hanya dengan cara itulah darah warga Gaza yang suci bisa kita bela. Tidak bisa dibela dengan sesuatu yang lain. Tidak seorang pun yang berakal sehat mengatakan cara lain, kecuali kalo dia mau termasuk orang yang buta mata dan pikiran, buta dunia dan buta akhirat. Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). (TQS al-Isra’ [17]: 72)
 Jadi, untuk Palestina kita ga bisa sekedar membantu sekedar dana sajja. Kita juga harus turun tangan langsung. Masalahnya sekarang, bisakah kita?
Kitalah intelektual-intelektual yang cerdas,  ketika kita sudah sadar ayo kita ajak penguasa negeri kita untuk membuka mata dan pikiran mereka untuk segera menegakkan Khilafah. Karena dengan Khilafalah yang dapat menggerakkan pasukan untuk mencabut entitas ini, menggerakkan legiun dan batalyon di dalam jihad yang dicintai Allah dan Rasul-Nya untuk mencabut entitas pencaplok ini dari akar-akarnya. Karena sebagai muslim yang merindukan surge, kita kudu berlomba kepada kebaikan dan kemenangan.       
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (TQS Muhammad [47]:7)
Dan semua ini ga akan terlaksana kalo Khilafah, negeri yang menyatukan umat muslim di dunia belum tegak. [Andini Muthmainnah Rahiim]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar