Ini adalah sebuah pengalaman saya menjadi
pemimpin. Menjadi pemimpin adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Why?. Bukan
lebai sih, tapi emang karena menjadi pemimpin membutuhkan semua kemampuan yang
kita miliki. Pikiran, tenaga, biaya, waktu, kesabaran. Hanya orang-orang
terpilihlah yang akan mendapatkan gelar pemimpin. Right, para pemimpin?
berdasarkan pengalaman saya pribadi. Hanya
memimpin beberapa orang. Tapi, benar-benar harus mencurahkan semua yang saya
miliki. Perasaan, perhatian, dan pikiran. Ada kalanya kita harus sejajar dengan
anggota kita. Ada kalanya kita harus mengambil keputusan yang memunculkan “The
Power of Kepepet”. Ada kalanya perasaan
kita akan diaduk-aduk. Semua itulah dunia pemimpin
Pemimpin memang akan dituntut lebih. Terutama
sisi mentalnya. Ketika ada suasana sepanas apapun pemimpin harus tetap cool down.
Dari segi apapun selama masih dalam koridor kebaikan pemimpin akan dituntut
lebih dari yang lain. Dia harus punya yang baik-baik double. Segi mental,
perasaan, pikiran, dan yang pasti pengorbanan. Seremkah?. Nggak kok, itu
kelihatannya ajjah, bagi yang udah pernah merasakan menjadi pemimpin mungkin
biasa, tapi yang belum pernah anggaplah kamu sedang memimpin dirimu sedniri.
Ada kalanya kamu harus memaksa diri kamu berbuat baik, memaksa melakukan tindakan
yang kamu sendiri malas untuk mengerjakannya, adakalanya kamu senang dan ada
kalanya kamu juga sedih. Yah, itulah pemimpin. Sama sebenarnya.
Memang banyak sekali tentang teori
kepemimpinan. Saat kuliah semester 3 kemarin, saya juga dapat mata kuliah
kepemimpinan. Dan teorinya bejibuuuun. Mpe bingung bagaimana ngapalinnya kalo
keluar saat ujian. Lalu mana yang paling tepat menurut saya, dan sangat pas
sekali untuk memimpin?
Teori yang paling tepat dalam kepemimpinan
itu adalah ya praktek itu sendiri. Praktek menjadi pemimpin. Karena saat
menjadi pemimpin, pasti kita akan berpikir sepenuhnya bagaimana kita mencapai
tujuan kita bersama anggota kita. ada masalah ini dan itu, mikir untuk solusi
yang tepat untuk berbagai permasalahan yang tiba-tiba muncul. Dan berusaha
menanganni secara tepat.
Pernah saya merasa jenuh dengan kepemimpinan
saya anak buah tak seberapa yang susah diatur, perasaan mudah tersinggung,
repot sedniri sulit diajak koordinasi, dan lain sebagainya. Tapi, kemudian saya
berpikir “bahwa saya meyakini saya memiliki potensi yang besar dalam memimpin
dan saya melihat ada potensi pemimpin dalam diri saya. Saya yakin bahwa semua
itu adalah bagian dari tantangan yang Allah berikan untuk membuktikan apakah
saya memang mampu untuk memimpin atau tidak”. Dan kemudian saya berusaha untuk
memberikan solusi atas hambatan2 itu. Dan
kemudian saya pandang tujuan saya. Karena ketika kita memandang hambatan yang
terjadi adalah langkah kita ikut terhambat pula. Beda kalo kita senantiasa memandang
tujuan kita, kita akan berusaha untuk mencapainya.
Sepertinya sharing saya cukup disini dulu.
Semoga kita mampu memimpin orang2 disekitar kita. generasi kita membutuhkan
pemimpin yang benar2 mampumeruba bangsa ini menjadi bangsa yang sejahtera dan penuh
solusi. Bukan basa-basi. Dan tiada kemuliaan tanpa islam
16/10/12 Ruang Kuliah D2 Manajemen FEB UB
13:27
Tidak ada komentar:
Posting Komentar