Seorang muslim bagaikan sebuah kapal yang
mengarungi lautan. Semakin dia berada di lautan yang lebih luas dan biru
semakin banyak rintangan yang ia hadapi. Badai, ombak yang bergulung-gulung,
angin yang tak tentu akan selalu siap menghadang. Maka kapal harus siap dengan
berbagai senjata yang dibutuhkan untuk menghadapi hambatan tersebut.
Dan semakin besar kapalnya maka harus
semakin lebih pula usaha yang ia butuhkan untuk membangun kapal-kapal tersebut.
Mengatur bagaimana agar ia tidak mudah terhempas ke lautan. Mengatur agar
bagaimana ia dapat menyesuaikan dengan kondisi lautan yang sangat luas dan
ganas. Ia harus mengkoordinasikan semua proses pembuatannya itu dan sejalan
dengan yang lain.
Begitulah seorang muslim, ketika ingin menjadi
muslim yang sukses
maka ia harus menyiapkan berbagai macam persiapan dirinya untuk menempuh jalan yang menuju kesuksesan. Dia harus memperkuat perbekalan yang dia miliki. Tentunya jika ingin menjadi seorang muslim yang tangguh, harus memiliki bekal yang harus dimiliki oleh seorang muslim itu sendiri. Yakni, tsaqafah islam yang telah terintegrasi dengan pemikiran dan perasaannya. Tidak hanya pemikirannya saja yang akan mengakibatkannya hanya menjadi teori belaka. Atau hanya menjadi perasaan islamnya saja yang malah akan menjadi khayalan dan seandainya-seandainya. Dengan adanya tsaqafah islam dalam dirinya yang telah terintegrasi dalam pemikirannya akan menjadikannya mampu menjadikan islam sebagai dasar dari perbuatannya. Dan kalau sudah seperti itu, sang kapal pun siap berjalan di lautan.
maka ia harus menyiapkan berbagai macam persiapan dirinya untuk menempuh jalan yang menuju kesuksesan. Dia harus memperkuat perbekalan yang dia miliki. Tentunya jika ingin menjadi seorang muslim yang tangguh, harus memiliki bekal yang harus dimiliki oleh seorang muslim itu sendiri. Yakni, tsaqafah islam yang telah terintegrasi dengan pemikiran dan perasaannya. Tidak hanya pemikirannya saja yang akan mengakibatkannya hanya menjadi teori belaka. Atau hanya menjadi perasaan islamnya saja yang malah akan menjadi khayalan dan seandainya-seandainya. Dengan adanya tsaqafah islam dalam dirinya yang telah terintegrasi dalam pemikirannya akan menjadikannya mampu menjadikan islam sebagai dasar dari perbuatannya. Dan kalau sudah seperti itu, sang kapal pun siap berjalan di lautan.
Kapal yang besar membutuhkan persiapan yang
lama dan matang, begitu juga dengan seorang muslim. Jadi jangan pernah lelah
dan putus asa dalam menjalani proses.
Dan ketika kapal besar itu melaju di
lautan, ia akan dihadang dengan berbagai macam hambatan. Tapi, bukankah
sebelumnya telah ada berbagai macam persiapan yang dilakukan?.
Seorang muslim ketika dia berazzam untuk
menjadi muslim tangguh tidak akan dibiarkan berlayar dengan mulus oleh Allah.
Karena dengan hambatan itulah sebuah kapal layak dikatakan kapal yang tangguh.
Begitu juga dengan seorang muslim, semakin berhasil dia menyelesaikan hambatan
dalam proses menuju ketangguhanyya, semakin layak pula dia mendapatkan gelar
“muslim tangguh”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar