Sur’atul Badihah: Panduan Berpikir Cepat
dan Produktif
by: Taqiyyudin An-Nabhani Part I
Kalo ngomongin soal umat islam, banyak yang pesimis. Meskipun itu umat
islam sendiri. Ya kan?. Hayo ngaku deh…
Hmm, memang Umat islam masa kini sedang mengalami masa –masa ‘lola’ alias
loading lama dalam berfikir dan
mencerna fakta. Kebanyakan, ada fakta di depan mereka langsung di-iyya-in aja. Tanpa memperhatikan apakah
itu boleh gak dalam aturan islam.
Apakah jangka panjangnya nanti akan menghancurkan dirinya sendiri atau tidak.
Dan yang pasti benar ato gak.
So, kenapa harus gunakan boleh
atau gaknya menggunakan standar islam?. Kenapa hidup kita harus diatur-atur dengan
islam?. Bukankah hidup kita ini terbatas?. Rugi donk, kalo hidup kita ini
terbatas, tetapi ga kita gunakan dengan
sebebas kita dan seenak kita. Malah terkungkung dengan berbagai macam aturan
yang kadang malah mengekang kita.
Jawabannya hanya satu: karena islam adalah way of life.
Dalam hal ini, umat islam juga emang mangakui kalo islam itu way of life, jalan hidup. Cuma pada
faktanya ajja yang ga sesuai. Islam dijadikan hanya sebagai
pengetahuan dan yang diambil hanya aturan dalam peribadatan saja. Kalo urusan
masalah sehari-hari, ogah donk menggunakan aturan islam (kata
kebanyakan umat islam yang ga mau diatur dengan islam, karena islam itu
mengekang. Benarkah?
Aneh kan ya, orang islam
sendiri malah ga mau kalo diatur dengan
aturan islam. Tapi……….hal ini wajar saja, karena umat islam telah dan sedang
mengalami yang namanya kemunduran berfikir. Apaan tuh?. Nah, hal inilah yang
dibahas dalam buku Sur’atul Badihah (berpikir cepat) ini.
Berikut sinopsinya (bahasanya sedikit saya ganti) :
“Kelambanan dalam berpikir merupakan salah satu penyebab utama kemunduran
umat islam. Hasilnya, umat islam ga
cepat tanggap ketika dihadapkan pada berbagai macam konspirasi barat yang
ditujukan kepada mereka. Akibatnya, mereka ga
segera menyadari bahaya yang sedang mengancam mereka. Celakanya lagi,
kelambanan berpikir ini kemudian menjadi semacam ‘tradisi’ umat islam. Ini nih yang menyebabkan mengapa umat islam
begitu sulit untuk dapat melepaskan diri dari jeratan barat yang sangat
menjerat mereka( dan parahnya lagi jeratan ini sangat ‘halus’ dan bahkan tidak kelihatan menghancurkan).
Tradisi berpikir lamban umat ini disebebkan oleh dua factor. Pertama, secara internal karena umat
islam telah kehilangan ‘ideologi’ berpikirnya. Padahal berpikir ideologis
inilah yang bisa mendorong umat manapun untuk terbiasa berpikir secara cepat.
Yang kedua, secara eksternal, karena
ada barat (pasti tahu kan siapa barat itu…) memang sengaja ‘menciptakan’
tradisi berpikir lamban di kalangan umat. Ga
banyak disadari, bahwa filsafat dan tradisi berpikir ilmiah melalui keharusan
untuk mengkaji dan meneliti secara mendalam semua perkara sesungguhnya sengaja
ditanamkan oleh pihak barat di tubuh umat islam untuk menghilangkan kecepatan
berpikir mereka”
Nah, melihat dari paparan keadaan umat islam yang seharusnya merupakan
umat yang terbaik, tetapi sekarang malah terpuruk ini seperti itu, buku ini akan
menuntun pembacanya untuk secara lebih jauh meneliti sebab-sebab kelambanan
berpikir ini. Buku ini juga secara teoritis maupun praktis memaparkan metode
sekaligus kiat-kita berpikir cepat.
(itu kata bukunya, tapi emang bener sih)
Pada bagian awalnya nanti, kita akan dipaparkan mengenai fakta umat islam
sekarang, bagaimana proses berpikir mereka, bagaimana mereka memandang suatu
fakta dan menyimpulkan suatu fakta tersebut. Selanjutnya, akan dipaparkan
proses bagaimana manusia memahami dan memikirkan sebuah fakta baik itu secara
cepat maupun agak ‘lola’.
Ternyata umat islam kini sangat ribet dengan definisi dan inilah yang
sengaja dilancarkan oleh barat untuk mereka. Semakin mereka sibuk dengan
definisi-definisi hal-hal yang jelas semkain mudah barat untuk ‘menidurkan’
mereka. Bahkan digambarkan bagaimana ribetnya para ilmuwan tertentu menggambarkan cawan dan kursi dan meja.
Bukankah ketiga benda tersebut sudah jelas bagaiamana mereka terbentuknya,
bagaimana bentuk mereka?. Ini nih salah satu factor yang memang menghambat umat
islam untuk berpikir cepat.
Setelah itu, maka akan digambarkan bagaimanakan berpikir cepat itu?,
bagaimana ketika kita ada dalam suatu keadaan yang mengharuskan kita untuk
berpikir dan mengatasi permasalahan secara cepat dan tepat.
Sebagai seorang muslim, berpikir cepat atau kecepatan berpikir disini
bermakna menyandarkan hasil pemikiran dan dasar berpikir kita dengan islam.
Islam politik dan ideologis. Yakni islam yang mampu mengurusi semua
permasalahan kehidupan dan darinya melahirkan berbagai macam peraturan. Dari
sinilah nanti, umat islam akan mampu untuk berpikir secara cepat dan tepat.
Contohnya saja ketika ada pemberian dana penelitian secara Cuma-Cuma, maka dia
nanti akan mampu untuk mengaitakn dengan islam, bagaiamana dan darimana
asal-usulnya dana penelitian tersebut, bagaimana kehalalalnnya, bagaiamana
keefektifitasannya bagi dirinya dan islam. Semua itu mampu ia putuskan secara
cepat, karena ia punya islam sebagai sandaran.
Karena bagaimanapun pintarnya kita, ketika kita berpikir akan tergantung
pada pandangan kita pada sebuah fakta. Pandangan kita pada sebuah fakta ini
juga tergantung bagaimana pemikiran kita. Nah, disinilah kita harus mampu untuk
mewujudkan pemikiran islam pada diri kita dan umat islam di sekitar kita. Biar
kita menjadikan islam sebagai sandaran hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar